Aku merasa seperti kaktus yg hidup dalam kekeringan. .
Seperti bukti sisa-sisa perang yg tinggal puing. .
Aku bukan orang yg dikerasi lantas luluh. .
Bukan pula orang yg ingin dimanja lantas bahagia. . .
Tapi karena keras aku akan lari. .
Karena dimanja aku akan semakin merasa bosan. .
Aku bukan pemimpi. .
Dan pula tak pantas untuk mimpi. .
Karena, mimpi hanya milik mereka yg bebas. .
Dan, mimpi pun akan sirna jika terbangun dari lelap. .
Aku bukan kenangan yg terbuang. .
Lantas aku dianggap mati sesudahnya. .
Tapi aku hidup disela-sela kenangan yg tersisa. .
Aku bukan eidhelweis yg abadi. .
Bukan pula teratai yg mudah mati. .
Aku hanya debu yg tertiup ke bumi. .
Untuk kemudian tersapuh lagi dari bumi. .
Aku bukan wayang yg dimainkan dalang. .
Bukan pula dalang yg memainkannya. .
Tapi aku adalah peran utama. .
Dari naskah yg ditulis Tuhan. .
Seperti bukti sisa-sisa perang yg tinggal puing. .
Aku bukan orang yg dikerasi lantas luluh. .
Bukan pula orang yg ingin dimanja lantas bahagia. . .
Tapi karena keras aku akan lari. .
Karena dimanja aku akan semakin merasa bosan. .
Aku bukan pemimpi. .
Dan pula tak pantas untuk mimpi. .
Karena, mimpi hanya milik mereka yg bebas. .
Dan, mimpi pun akan sirna jika terbangun dari lelap. .
Aku bukan kenangan yg terbuang. .
Lantas aku dianggap mati sesudahnya. .
Tapi aku hidup disela-sela kenangan yg tersisa. .
Aku bukan eidhelweis yg abadi. .
Bukan pula teratai yg mudah mati. .
Aku hanya debu yg tertiup ke bumi. .
Untuk kemudian tersapuh lagi dari bumi. .
Aku bukan wayang yg dimainkan dalang. .
Bukan pula dalang yg memainkannya. .
Tapi aku adalah peran utama. .
Dari naskah yg ditulis Tuhan. .
By: Alif Tiadam
Salam

0 komentar:
Post a Comment